Boston Consulting Group (BCG) melansir 50 perusahaan asal Asia Tenggara yang diprediksi bakal menjadi pemain tingkat regional bahkan global. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12 perusahaan ternyata berasal dari Indonesia.
Seperti dikutip dari Laporan The Companies Piloting a Soaring Region yang diperoleh VIVAnews.com, ke-12 perusahaan asal Indonesia tersebut berasal dari beragam sektor mulai dari industri rokok hingga penerbangan.
Perusahaan Indonesia dari bidang sumber daya alam menjadi penyumbang terbanyak calon perusahaan kelas dunia. Selain pertambangan, industri yang masuk dalam kategori ini adalah kimia dan pertanian.
Nama-nama seperti PT Adaro Energy Tbk, PT Aneka Kimia Raya, PT Bayan Resources, Golden Agri-Resources adalah perusahaan-perusahaan calon penguasa pasar Asia Tenggara dan dunia.
Selain dari sektor sumber daya alam, sektor bisnis lain yang menghasilkan perusahaan kelas dunia adalah barang-barang konsumsi. Di industri ini, terdapat nama-nama besar seperti PT Garuda Food, PT Indofood, PT Mayora, dan ABC Group dengan bisnisnya Orang Tua Group.
Masuk dalam jajaran industri barang konsumsi ini adalah PT Djarum yang telah menghantarkan dua saudara kandung, Michael dan Budi Hartono sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Sementara dari bisnis industri, tercatat dua nama perusahaan asal Indonesia yaitu anak bisnis raksasa otomotif nasional PT Astra International, PT Astra Otoparts Tbk. Satu nama lagi adalah perusahaan penerbangan nasional Wings Air yang merupakan anak usaha Lion Air. Wings Air tercatat telah memiliki 40 pesawat jenis ATR dan menempatkannya sebagai operator pesawat angkutan terbesar untuk jenis tersebut.
Dalam laporannya, BCG sedikitnya mendata 500 perusahaan yang ada di kawasan Asia Tenggara. BCG kemudian menilai perusahaan dilihat dari kantor pusat dan operasional perusahaan di negaranya, pendapatan tahunan minimal US$500 juta, dan selalu menunjukkan pertumbuhan serta keuntungan yang meningkat.
Penilaian lain melihat dari posisi 5 besar perusahaan di masing-masing wilayah. Serta, potensi untuk berubah menjadi perusahaan multinasional.
• VIVAnews