Ach. Nurcholis Majid - Ramadan; Bulan Teaterikal
04 Agustus 2012, 08:57:45 Dilihat: 172x

Jum'at, 3 Agustus 2012 10:04 wib
Walaupun Ramadan senantiasa datang di tahun yang berbeda, ada yang tidak berubah dari tahun ke tahunnya; sandiwara. Suatu tindakan yang dimotivasi oleh kepura-puraan dan hilangnya kontemplasi mendalam atas sakralitas bulan suci.
Dari hilangnya kontemplasi mendalam itu, bulan suci kemudian mandul dalam melahirkan generasi-generasi muttaqin yang saleh terhadap diri dan kehidupan sosialnya. Generasi yang kemudian menemukan rasa kepedulian untuk hidup secara mulia, kesabaran dalam mengatasi masalah, dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.
Hampir tidak ada yang bisa menjamin Ramadan sebagai bulan yang ditunggu tersebab kesakralan dan kesucian yang dibawanya. Karena terlalu banyak kepentingan yang menunggangi sakralitasnya, baik oleh pilitik maupun oleh kaum kapitalis.
Sehingga ada yang salah kaprah, dengan mengira Ramadan perlu disucikan. Penertiban yang arogan terhadap warung remang-remang, blokade daerah wisata, dan tempat-tempat yang dianggap mengganggu kesucian Ramadan. Seakan-akan kesucian bulan Ramadan adalah produk manusia.
Bulan Politis dan Kapitalis
Barangkali hal itu merupakan bentuk ekspresi kegelisahan, dari nihilnya hasil gemblengan rutinitas keagamaan selama bulan suci Ramadan, terhadap perilaku manusia-manusia yang berpuasa. Tetapi tidak menutup kemungkinan, tindakan semacam itu merupakan bentuk teaterikal untuk mencitrakan diri dan kelompok.
Sebab telah menjadi pemahaman publik, bahwa faktor yang paling banyak mempengaruhi teaterikal dan kepura-puraan dalam bulan Ramadan adalah pencitraan dan kapitalisme. Dua faktor itulah yang paling sering dipertontonkan dalam kehidupan ber-Ramadan kita.
Perhatikan saja, berapa partai politik yang tiba-tiba dengan dermawannya mengadakan acara buka puasa bersama, membentuk panitia amil zakat, hingga open house saat dirayakannya hari raya Idul Fitri. Acara-acara semacam ini, bukan tidak mungkin akan menaikkan elektabilitas partai, termasuk juga berpengaruh dalam suksesi pemenangan pemilihan gubernur, pemilihan presiden, pemelihan kepala desa, dan pemilihan-pemilihan lainnya.
Di sisi lain, stasiun-stasiun televisi juga tidak kalah heboh dalam bersandiwara. Sejak dini hari, mereka sudah sedemikian banyak menyuguhkan acara-acara yang sepertinya islami. Dari humor sahur, nasyid, kultum, hingga acara buka bersama. Kesemuanya menjadi suguhan wajib dan tidak pernah terlupakan oleh pihak stasiun televisi.
Lebih parah dari itu, acara-acara semacam ini dikemas dengan tidak profesional, dan terkesan dipaksakan. Acara humor menunggu sahur yang dikemas sedemikian lucu, kadang tidak tanggung-tanggung mengeluarkan kata-kata kotor, ejekan-ejekan yang menyakitkan, bahkan gunjingan-gunjingan yang sama sekali dilarang oleh agama.
Tidak aneh, jika kemudian bulan Ramadan menjadi bulan kompetisi: pencitraan dan pencapaian keuntungan. Sakralitas dan misi utama Ramadan menjadi tak terbaca lagi, apalagi memberi bekas yang baik.
Bulan Teaterikal Kemiskinan dan Muhsinin
Tentu kita masih ingat insiden zakat Pasuruan yang menewaskan 21 orang, karena hanya untuk mendapatkan uang senilai Rp. 30.000. Tentu sangat ironis sekali, sedemikian banyak nyawa harus melayang demi sejumlah uang yang tidak cukup dimakan satu bulan. Tidak hanya di Pasuruan, insiden semacam ini sudah sedemikian banyak terjadi pada saat bulan Ramadan.
Bulan Ramadan bagi orang-orang kaya, barangkali merupakan bulan panen uang, sehingga mereka secara latah menjadi muhsinin yang senang bagi-bagi shadaqah, zakat, dan bantuan secara terbuka. Di rumah-rumah orang-orang kaya dibuat semacam ada pohon rezeki yang boleh dipetik oleh orang-orang miskin dengan mengorbankan nyawa dan kesehatan.
Di sini sangat kentara tindakan sandiwara yang dilakukan, jika acara bagi-bagi tersebut tidak memberikan jaminan keselamatan dan keamanan terhadap kaum miskin yang mengantri. Terlebih, jika itu dilakukan dengan motivasi popularitas.
Sehingga tidak salah, jika pada saat orang-orang kaya bersandiwara dengan segala kekayaannya dengan berderma, kaum menengah ke bawah, juga berusaha memiskinkan diri semiskin-miskinnya, untuk mendapatkan zakat dan shadaqah dari para dermawan dadakan.
Jadi ada semacam mata rantai yang begitu rapi dan kuat antara politik, kapitalisme, kaum dermawan, dan orang-orang miskin yang memiskinkan diri. Keempat unsur ini bersinergi untuk menciptakan konsep teaterikal yang bagus dalam bulan Ramadan.
Tujuan Ramadan
Kenyataan ini menunjukkan, sandiwara dan kepura-puraan berlangsung sedemikian sistemik—meminjam bahasa politik. Sehingga tidak ada cara lain, kecuali kembali tulus ikhlas merencanakan tujuan diberkahkannya bulan suci Ramadan.
Yaitu tujuan membangun spirit beragama yang baik dan sikap bersosial yang pantas. Sehingga Ramadan benar-benar melahirkan jiwa muttaqin dengan keseimbangan hablun minallah dan hablun minannas. Setidaknya, walaupun tidak menjadikan manusia imitasi malaikat, tetapi kita memiliki kehati-hatian dari sikap membangkang terhadap aturan-aturan.
Dengan demikian, barangkali percakapan Ubay dan Umar tentang takwa yang dilukiskan dengan tamsil berhati-hati dan memindahkan duri sebelum melangkah, bisa diaplikasikan dalam keseharian kita. Tentu dengan ketulusan, serta jauh dari teaterikal dan sandiwara.
Semoga kita menjadi golongan bertakwa yang mendapatkan kemenangan (QS. An-Naba’: 31), sejak bulan ini dan seterusnya. Amien ya Rabbal alamien. Wallahu a’lam bis shawab.
Ach. Nurcholis Majid
Penulis buku Ta’jil, Pengajar di TMI AL-AMIEN Prenduan
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2024 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.