WASHINGTON - Pekan ini "kebusukan" National Security Agency (NSA) kembali terkuak. Ya, badan intelejen Amerika Serikat (AS) itu dilaporkan pernah mencuri lima miliar data dari smartphone di seluruh dunia dalam sehari.
Adapun informasi yang dicuri oleh NSA berupa data panggilan telefon, SMS, dan berbagai lokasi yang dikunjungi oleh pengguna smartphone tersebut setiap harinya. Aktivitas itu dilakukan dengan menggunakan program yang disebut `Co-traveler`.
Setelah sempat bungkam, terkini badan intelejen Negeri Paman Sam itu mulai gerah dan buka suara. Juru bicara NSA menjelaskan bahwa kegiatan mengumpulkan data pengguna smartphone yang dilakukannya adalah sah.
Terutama, dokumen-dokumen yang dikumpulkan semasa Ronald Reagen menjadi presiden seperti dikutip dari Executive Order 12333 (EO 12333).
"Kami tidak sengaja memperoleh informasi dalam negeri melalui kemampuan EO 12333. Bagusnya kemampuan itu berguna untuk diterapkan di beberapa negara bagian paling berbahaya di dunia, termasuk zona perang. Di mana, teroris secara aktif berencana menghancurkan dunia," ungkap sang juru bicara, sebagaimana disadur Softpedia, Minggu (8/12/2013).
The Washington Post juga melaporkan bahwa data tersebut digunakan untuk mempelajari dan memastikan pola kegiatan sehari-hari pengguna smartphone di AS dan seluruh dunia. Sehingga, NSA bisa mendapatkan gambaran targetnya secara lebih spesifik. (amr)
Ayunda W Savitri - Okezone