Asal Muasal Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
16 Januari 2014, 10:50:06 Dilihat: 376x

JAKARTA terus menjadi sorotan hangat dikala hujan deras terus mengguyur tanpa henti dan menyebabkan banjir. Bahkan sebagai pusat pemerintahan, musibah itu sebenarnya sudah menjadi langganan.
Senin 13 Januari 2014, hujan deras yang disertai angin kencang tak henti-hentinya menerjang wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Banjir pun tak terelakan. Hampir 10 persen atau 49 titik di Jakarta terendam banjir.
Itu baru awal, karena Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkirakan puncak cuaca ekstrem akan terjadi pada 17 Januari mendatang.
Prakiraan ini menurut Tri Handoko Seto, Peneliti dan Praktisi TMC di BPPT saat berbincang dengan Okezone, semua itu terjadi didasarkan pada perilaku gelombang atmosfer yang dominan memengaruhi cuaca saat ini, yaitu gelombang intramusim yang dikenal dengan Madden Julian Oscillation (MJO).
Lalu apa yang dapat dilakukan untuk menghadang terjadinya bencana yang lebih besar lagi dari peristiwa kemarin? BPPT dan BNPB menawarkan apa yang dinamakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Menurut Seto, tanpa mengecilkan arti dari berbagai upaya yang telah dilakukan berbagai pihak, BPPT mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi musibah banjir dengan sebuah teknologi, yang dapat memodifikasi cuaca.
Berangkat dari itu, lalu apa pengertian yang dimaksud modifikasi cuaca, dan bagaimana awal penerapannya di dunia dan Indonesia?
Seto menjelaskan bahwa TMC selama ini sudah banyak berfungsi dalam meningkatkan curah hujan. Umumnya, teknik ini digunakan untuk menurunkan hujan di daerah yang tengah dilanda kekeringan.
Namun dalam pelaksanaanya fungsi ini berubah, yang mana TMC dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya banjir akibat dari tingginya curah hujan.
Adapun, cara kerja TMC ialah dengan melakukan penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air). Sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.
Kiprah TMC
Selanjutnya bagaimana awal tonggak dimulainya perkembangan modifikasi cuaca di dunia dan Indonesia. Di dunia, TMC bukanlah hal baru, penerapan teknologi ini sudah dipakai oleh lebih dari 60 negara di dunia, termasuk Indonesia yang mulai menerapkan sejak 26 Januari-25 Maret 2013. Padahal, teknologi ini telah diperkenalkan dan diuji-coba oleh pemerintahan Presiden Soeharto pada 1977.
Dipaparkan lebih detil, sejarah TMC dunia bermula pada 1946 ketika Vincent Schaefer dan Irving Langmuir mendapatkan fenomena terbentuknya kristal es dalam lemari pendingin, saat Schaever secara tidak sengaja melihat hujan yang berasal dari nafasnya waktu membuka lemari es.
Lalu pada 1947, Bernard Vonnegut mendapatkan terjadinya deposit es pada kristal perak iodida (Agl) yang bertindak sebagai inti es. Pada suatu hari, Vonnegut tanpa disengaja melihat titik air di udara ketika sebuah pesawat tebang dalam rangka reklame Pepsi Cola dengan membuat tulisan asap nama minuman itu.
Cara Kerja
TMC memiliki cara kerja, yakni awalnya hujan diturunkan lebih dahulu di beberapa wilayah. Dalam sekali pengaplikasiannya, umumnya menghabiskan 3.000 karung garam Perak Iodida seberat 4 ton yang diangkut menggunakan pesawat Hercules C-130 TNI-AU dan CASA 212-200.
Setelah mencapai spot, seluruh garam tersebut ditebar. Untuk sekali operasi, biaya yang dihabiskan sekira Rp13-2o miliar. “Tidak murah biayanya, bisa mencapai 20 miliar,” kata Seto.
Selain menggunakan pesawat, modifikasi cuaca juga dapat dilakukan dengan menggunakan flare (roket) yang menembakkan garam ke awan. Hari ini, Selasa (14/1/2014), TNI AU bekerjasama dengan BNPB melakukan modifikasi uaca di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 dari Lanud Halim Perdankusuma, kegiatan ini sendiri dimulai pada pukul 09.00 WIB.
Namun demikian, kata Seto, bagaimanapun, teknologi ini tidak bisa menjamin wialyah Jabodetabek terbebas dari banjir. Meski demikian, teknologi ini diklaim cukup signifikan dalam mengurangi curah hujan, yang pada akhirnya bisa mengurangi peluang terjadinya banjir. (amr)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.