JAKARTA – Borosnya konsumsi baterai yang ada pada smartphone memang sebagian besar dikarenakan pada penggunaan aplikasi. Namun lebih dari itu borosnya baterai pada ponsel pintar dikarenakan adopsi jaringan pada handset masih kurang stabil.
Dan tentunya, bukan hanya sekedar sinyal yang kurang stabil saja yang menjadi faktor. Ahli jaringan dari Institut teknologi dan sains Jepang, Profesor Khoirul Anwar yang juga masih menjadi warga negara resmi Indonesia, mengungkapkan bahwa adopsi jaringan pada handset juga mempengaruhi.
Prof Dr Eng Khoirul Anwar, Information Theory and Signal Processing Lab dari Japan Advanced Institute of Science and Technology School of Information Science (JAIST), mengungkapkan bahwa mengadopsi teknologi dua buah Fast Forirer transform (2FFT) yang menjadi basis dari uplink 4G LTE adalah penghematan.
“Basis dari uplink 4G LTE ini disebut dengan single carrier frequency di vision mulitple acces (SF-FDMA). Keuntungan dari penggunaan FFT adalah untuk meminimalkan dinamic range power menjadi efisien untuk mendapatkan efek frekuensi yang baik,” jelasnya.
Ia menambahkan, metode komunikasi yang lebih cepat dan konsumsi energi yang tidak banyak dalam keterbatasan kanal frekuensi, mampu mengurangi daya transmisi.
“Jadi di handset/ ponsel pengguna, tidak perlu transmit energi yang besar jadi memungkinkan konsumsi energi menjadi lebih hemat dan tidak terlalu besar,” tambahnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa telah mengevaluasi performa, dan melihat hasilnya cukup luar biasa. Dengan orisinal terbatas, mampu menghasilkan frekuensi linear yang tinggi, sebesar 7Desible (db).
“Awalnya teknik transmisi wireless dengan 2FTT ini diragukan, bahkan saya sempat ditanya ilmuwan luar negeri mengapa tidak menerapkan di negara saya (Indonesia). Saya menjawab, sudah namun belum ada tanggapan baik dari pihak pemerintah,” jelas Khoirul Anwar.
Metode komunikasi dengan teknologi 2FTT ini memungkinkan pengiriman frekuensi lebih cepat dengan konsumsi energi yang lebih sedikit pada kanal komunikasi yang ada. Teknologi ini diklaim memiliki kemampuan mengurangi daya transmisi dengan hasil kecepatan yang meningkat tajam.
(amr)