Aplikasi Haji Pintar Bantu Masalah Jemaah Haji di Madinah
08 September 2015, 08:38:23 Dilihat: 199x
Makkah (Sinhat)—Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) dengan terobosan barunya berupa aplikasi haji pintar yang berbasis android bantu permasalahan jemaah haji. Aplikasi ini berisi beragam informasi seputar pelaksaan haji, baik teknis maupun bimbingan ibadah, termasuk fasilitas layanan pengaduan masyarakat.
Aplikasi yang dilauncing langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada bulan akhir Juli lalu ini terbukti sangat membantu jemaah haji Indonesia, salah satunya yang diamali oleh jemaah haji kloter JKG 02. Sebanyak 12 jemaah JKG 02 tertinggal di Madinah pada hari kedua pemberangkatan jemaah haji dari Madinah ke Makkah. Mereka dijadwalkan berangkat pada Senin (31/08) jam 07.00 pagi waktu Arab Saudi. Namun setelah melalui proses pengecekan, dokumen paspor 12 orang ini tidak ada pada driver bus yang akan membawanya ke Makkah sehingga mereka diputuskan untuk tidak berangkat.
“Kami ditinggal jam 10 an kemarin. Kami dijadwalkan berangkat jam 7, tapi sampai jam 9 masih pengecekan-pengecekan. Keputusannya akhirnya kita ditinggal,” cerita salah satu dari 12 jemaah yang tertinggal, Sodik Kurniawan (40), kepada Media Center Haji daerah kerja (daker) Makkah di Kantor daker Makkah, Shisha, Rabu (01/09).
Jemaah JKG 02 diberangkatkan pada Senin (31/08) dengan 10 bus dari Madinah. Proses pengecekan dilakukan sampai jam 9 pagi dan dokumen paspor 12 jemaah ini ternyat terbawa oleh rombongan bus yang sudah berangkat lebih dulu sehingga mereka tidak bisa diberangkatkan ke Madinah.
Sodik Kurniawan mengatakan bahwa ketua kloter tidak mengamankan jemaah. Mereka mengamankan diri sendiri, dan berangkat lebih dulu meninggalkan mereka. “Kami dari JKG 02 ada 12 orang yang ditinggal. Sampai jam 2 siang harusnyakan paling tidak ketua kloter atau ketua bimbingan haji menghubungi saya, bagaimana kondisinya. Itu tidak ada,” terangnya.
Dalam keadaan seperti ini, Sodik mengaku terbantu dengan adanya aplikasi haji pintar yang menjadi sarana pengaduan masalah yang dihadapinya. “Kan saya langsung ke sms pengaduan yang di haji pintar itu. Di sanalah kita komunikasi terus sampai di daker Madinah. Mungkin daker Madinah tahu kasus itu dari sms pengaduan saya,” katanya.
Yati, istri Sodik, mengatakan bahwa 12 jemaah ini masuk kembali ke dalam kamar pada sekitar pukul 15.00 WIB, setelah sebelumnya menunggu di lobby hotel. Mereka awalnya dijadwalkan akan diberangkatkan ke Makkah pada hari ini, Rabu (01/09) pagi. Namun, selepas isya ada tawaran untuk berangkat malam itu juga dan mereka setuju sehingga proses pemberangkatan dilakukan Senin (31/09) malam. Kedua belas jemaah itu tiba di Daker Makkah pada pukul 07.00 WAS.
Kepala Seksi Pelindungan Jemaah Jaetul Muchlis Basyir mengatakan bahwa secara teknis dan aturan yang ada, persoalan ini tidak semestinya terjadi. Menurutnya, hal ini bisa jadi karena organisasi kloter yang tidak optimal. “Di situ ada peran Karu (Kepala Regu), Karom (Kepala Rombongan), dan petugas kloter yang tidak optimal. Harusnya mereka dalam setiap pergerakan melakukan cek dan ricek keberadaan kelengkapan, personil, maupun jemaah, serta dokumen,” jelasnya.
Namun demikian, Muchlis mengaku akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu terkait faktor penyebab terjadinya peristiwa ini. “Kita akan klarifikasi dulu, di mana celah-celah yang harus kita evaluasi sehingga terjadi kejadian seperti ini. Kita harus evaluasi dulu apakah kekurangtanggapan organisasi kloter atau lainnya,” jelasnya.
Prioritas daker Makkah saat ini, lanjut Muchlis, adalah menyelesaikan terlebih dahulu pelaksanaan ibadah kedua belas jemaah ini di bawah bimbingan dan panduan seksi bimbingan ibadah. Disinggung soal hak-hak jemaah, Muchlis memastikan bahwa semua hak jemaah jemaah tidak akan berkurang dan akan tetap diberikan. “Fasilitas semua mendapatkan. Akomodasi, katering tetap mendapatkannya. Tetap semua hak-hak jemaah diberikan,” tandasnya. (rilis/mch/ar)
Sumber