Facebook Jadi Medsos Favorit Sebar Hoaks Jelang Pilpres 2019
12 Februari 2019, 09:00:00 Dilihat: 187x

Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) memaparkan Facebook menjadi platform favorit banyak orang untuk berbagi berita bohong atau hoaks. Tak tanggung-tanggung, totalnya mencapai 429 hoaks informasi yang disebar melalui media sosial itu sepanjang 2018.
Supervisor Mafindo Santi Indra Astuti mengatakan penyebaran hoaks terbanyak di Facebook terjadi pada September 2018, yakni 62 hoaks. Sementara, paling sedikit terjadi pada Mei dan November 2018 sebanyak 23 hoaks.
Selain Facebook, media sosial atau aplikasi lainnya yang kerap dimanfaatkan berbagai pihak untuk memberikan informasi hoaks, di antaranya Twitter, Instagram, dan Whatsapp. Lebih detil, hoaks yang dibeberkan lewat Twitter sebanyak 82 hoaks dan Whatsapp sebanyak 114 hoaks.
Santi menjelaskan secara keseluruhan hoaks paling banyak disebar melalui media sosial terjadi pada Oktober 2018 sebanyak 31 hoaks, sedangkan khusus Whatsapp terjadi pada Maret dan Desember 2018 masing-masing sebanyak 13 hoaks.
"Lalu kalau penyebaran hoaks melalui Twitter tidak menonjol dalam pemetaan 2018," ujar Santi, mengutip riset Mafindo, Sabtu (9/2).
Dari sisi topik, politik menjadi yang paling dominan dibahas dalam paparan hoaks yang disebar ke publik. Sekitar 488 dari total 997 hoaks yang dibagikan bertemakan politik. Kemudian, topik agama menjadi terbanyak kedua sebanyak 119 hoaks, lalu diikuti oleh kesehatan dan lain-lain.
"Hoaks politik terbanyak ditemukan pada September, jumlahnya mencapai 69 dari total hoaks sebanyak 101," ungkap Santi.
Realita itu terjadi tentu bukan tanpa sebab. Jika mengingat kembali beberapa waktu ke belakang, momen politik berupa pengambilan nomor urut peserta pemilihan presiden (pilpres) dilakukan pada September. Tak ayal, banyak berita bohong disebar pada saat itu.
"Tema politiknya pun tidak jauh dari isu dukungan, pencitraan negatif, dan delegitimasi pemerintah," jelas Santi.
Kemudian, untuk hoaks bertema agama memuncak pada Oktober 2018. Santi menjelaskan pada bulan itu terjadi peristiwa pembakaran bendera yang tertulis kalimat tauhid.
Sebagian pihak melakukan penyebaran hoaks dengan berbagai jenis dokumen, yakni narasa, foto, dan video. Berdasarkan data yang ditemukan, kombinasi antara narasi dan foto mendominasi sebanyak 443 hoaks. Diikuti berupa narasi saja sebanyak 340 hoaks, kombinasi narasi dan foto sebanyak 126 hoaks.
"Hoaks dengan kombinasi narasi dan foto ditemukan paling banyak Oktober 2018, hoaks berbentuk narasi paling banyak Maret 2018, sementara kombinasi narasi serta video terbanyak muncul September 2018," kata Santi.
Untuk tahun ini, tambah Santi, Mafindo memprediksi jumlah hoaks politik tetap menjadi target utama sejumlah pihak dalam menyebarkan hoax. Hal ini seiring dengan mendekatnya jelang pilpres pada April 2019 mendatang.
"Hoaks politik diprediksi tetap mendominasi setelah pilpres, siapapun pemenangnya, lazimnya diisi dengan hoaks yang mendelegitimasi pihak-pihak yang terkait dengan pilpres," pungkas Santi.
Sumber: CnnIndonesia
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.