116,5 Juta Serangan Malware Sasar Perangkat Mobile
20 Maret 2019, 09:00:02 Dilihat: 210x
Kaspersky Lab mencatat ada 116,5 juta serangan malwaredi perangkat mobile pada tahun 2018. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan periode 2017 yang jumlahnya 66,4 juta.
Dalam daftar terebut, Indonesia menempati posisi keenam sebagai negara dengan pengguna perangkat mobile terbanyak yang terkena serangan malware. Di tahun 2018 ada 34,84 persen atau setara dengan tiga dari sepuluh penguna seluler Indonesia terkena serangan. Dengan kata lain, Indonesia merupakan target empuk serangan malware di perangkat mobile.
Kendati angka serangannya meningkat, namun jumlah malware berbahaya justru menurun. Peneliti menyimpulkan jika upaya penyebar malware untuk meningkatkan kualitas serangan menjadi lebih berdampak dan melalui jalur distribusi yang lebih tepat sasaran.
General manager Kaspersky Lab Asia Tenggara Yeo Siang Tiong mengatakan serangan malware di perangkat mobile meningkat seiring dengan hadirnya inovasi teknologi, seperti pembayaran digital.
"Data dalam laporan terbaru kami membuktikan bahwa ancaman tersebut nyata adanya di negara ini, sehingga sudah sepatutnya masyarakat Indonesia memiliki perhatian lebih terhadap pengetahuan ancaman siber yang lebih baik," terangnya dalam keterangan resmi.
Tiong mengatakan saat ini perangkat mobile memiliki peran semakin penting bagi kehidupan dan bisnis. Hal inilah yang membuat upaya serangan ke pengguna yang sistemnya tidak terlindungi semakin meningkat.
Salah satu jenis serangan yang paling banyak dilakukan adalah serangan menggunakan Trojan-Droppers. Serangan ini bisa menembus perlindungan sistem dan menyalurkan semua jenis program berbahaya seperti virus Trojan hingga ransomware yang bisa menginfeksi isi perangkat untuk sejumlah uang tebusan.
Pakar keamanan Kaspersky Lab Victor Chebyshev mengatakan tahun 2018 menjadi momen terberat bagi pengguna perangkat mobile menghadapi serangan siber. Kesimpulan itu diperoleh lewat pengamatan teknik terbaru yang menginfeksi perangkat seluler.
"Kami mengamati teknik terbaru dalam menginfeksi perangkat seluler, seperti pembajakan DNS, serta mengawasi skema distribusinya yang semakin canggih, seperti melalui spam SMS," imbuhnya.
Sumber: CnnIndonesia